Peta konsep Ausuble adalah untuk menyatakan hubungan bermakna antara konsep-konsep dalam
bentuk proporsi- proporsi. Proporsi-proporsi adalah dua atau lebih konsep yang
dihubungkan oleh kata dalam satu unit sematik. Dalam bentuknya yang paling
sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas dua kosep yang dihubungkan oleh
satu kata penghubung untuk membentuk proposisi Misalnya, “padi itu hijau” akan
merupakan suatu peta konsep yang sederhana sekali, terdiri atas dua konsep,
yaitu padi dan hijau, dihubungkan oleh kata itu.
Ciri-Ciri Peta Konsep
a. Peta
konsep ialah suatu cara utuk memperlihatkan konsep - konsep dan proporsi -
proporsi suatu bidang studi. Dengan membuat sendiri peta konsep, siswa “melihat”
bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
b. Suatu
peta konsep merupakan suatu gambar 2 dimensi dari suatu bidang studi atau suatu
dari bagian bidang studi. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep
yang penting, melainkan juga hubungan antara konsep-konsep itu, seperti
hubungan antara kota-kota dalam peta jalan yang diperlihatkan oleh jalan-jalan
besar, jalan kereta api, dan jalan-jalan lainnya.
c. Cara
menyatakan hubungan antara konsep – konsep. Tidak semua konsep-konsep mempunyai
bobot yang sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif daripada
konsep-konsep yang lain.
d. Tentang
hirearki .
Menyusun Peta
Konsep
Ada beberapa langkah yang harus diikuti, yaitu :
a. Pilihlah
suatu bacaan dari buku pelajaran.
b. Tentukan
konsep – konsep yang relevan.
c. Urutkan
konsep – konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif
atau contoh – contoh.
d. Susunlah
konsep – konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang paling inklusif ke
konsep yang tidak inklusif.
e. Hubungkanlah
kosep itu dengan kata – kata penghubung.
Kegunaan Peta Konsep
Dalam
pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan :
a. Menyelidiki apa yang telah di ketahui
siswa.
Telah dikemukakan sebelumnya,bahwa belajar bermakana membutuhkan usaha yang
sungguh-sungguh dari pihak siswa untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan
kosep-konsep relevan yang telah mereka miliki. Untuk memperlancar prosese
ini,baik guru maupun siswa perlu mengetahui”tempat awal konseptual”.dengan lain
perkataan guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang telah dimiliki siswa
waktu pelajaran baru akan dimulai,sedangkan para siswa diharapkan dapat
menunjukan dimana mereka berada, atau konseo-konsep apa yang telah mereka
miliki dalam menghadapi pelajaran baru itu.Dengan mengunakan peta konsep guru
dapat melaksanakan apa yang telah dikemukakan diatas, dan dengan demikian para
siswa diharapkan akan menglami belajar bermakna.
b. Mempelajari cara
belajar
Bila
seseorang siswa dihadapkan pada suatu bab dari buku pelajaran,ia tidak akan
begitu saja memahami apa yang dibacanya. Dengan diminta untuk menyusun peta
konsep dari isi bab itu,ia akan berusaha untuk mengeluarkan konsep-konsep dari
apa yang dibacanya, menempatkan konsep yang paling inklusif pada puncak peta
konsep yang dibuatnya,kemudian mengurutkan konsep-konsep yang lain yang kurang
inkluisif pada konsep yang paling inkluisif,demikian seterusnya.lalu mencari
kata atau kata-kata penghubung untuk mengaitkan konsep-konsep itu menjadi
proporsisi-proporsisi yang bermakna.
Lebih dari itu ia akan berusaha mengigat konsep-konsep lain dari pelajaran yang
lampau,atau menerapkan konsep-konsep yang sedang dihadapinya kedalam kehidupan
sehari-hari.dengan cara demikian ia telah berusaha benar untukmemahami isi
pelajaran itu. Belajar bermakan telah berlangsung pada siswa itu.
c. Mengungkapkan konsepsi salah.
Salain kegunaan-kegunaan yang telah disebutkan diatas,peta konsep dapat
pula mengungkapkan konsepsi salah (misconception) yang terjadi pada siswa.
Konsep salah biasanya timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang
mengakibatkan proporsi yang salah.
d. Alat evaluasi.
Pengunaan
peta konsep sebagi alat evaluasi didasrkan pada tiga gagasan dalam teori
kognetif Ausubel. Struktur kognetif itu diatur secara hierarkis,dengan
konsep-konsep dan proposisi-proposisi yang lebih inkluisif, lebih umum
superordinat terhadap konsep-konsep dan proposisi-proposisi yang kuarng
inkluisif dan lebih khusus. Konsep-konsep dalam struktur kognetif mengalami
deferensiasi progresif. Prinsip Ausubel ini menyatakan bahwa belajar bermakan
merupakan proses yang kontinu, diman konsep-konsep yang baru memperoleh lebih
banyak arti dengan dibentuknya lebih banyak kaitan-kaitan proposional.jadi
konsep-konsep tidak pernah “tuntas dipelajari”,tetapi selalu
dipelajari,dimodifikasi,dan dibuat lebih inkluisif.
Penyesuaian integratif. Prinsip belajar ini menyatakan bahwa belajar bermakna
akan meningkat, bila siswa menyadari hubungan-hubungan baru (kaitan-kaitan
konsep) antara kumpulan (sets) konsep-konsep atau proposisi-proposisi yang
berhubungan. Dalam peta konsep penyesuaian integratif ini diperlihatkan dengan
adanya kaitan-kaitan silang (cross links) antar kumpulan konsep-konsep.