1. TeoriBelajar Menurut Ausubel
DavidAusubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang berpendapat
bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar
yang dipelajari. Hudoyo, H (1990:54) menyatakan bahwa Ausubel menggunakan
istilah pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi yang
dipelajari peserta didik agar belajar menjadi bermakna. Selanjutnya dikatakan
bahwa “pengatur lanjut” itu terdiri dari bahan verbal di satu pihak, sebagian
lagi merupakan sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain.
Menurut
Ausubel bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah “bermakna” (meaningfull). Pembelajaran bermakna
merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah
fakta-fakta, konse
p-konsep,
dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.
Pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran di mana informasi baru
dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang
sedang melalui pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh
menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka.
Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai dengan keterampilan siswa dan mesti
relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, subjek
mesti dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki para siswa, sehingga
konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan demikian,
faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan
ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.. Ausubel tidak setuju
dengan pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan lebih bermakna dari pada
kegiatan belajar. Dengan ceramahpun asalkan informasinya bermakna bagi peserta
didik, apalagi penyajiannya sistimatis akan diperoleh hasil belajar yang baik
pula.